Dalam upaya memperkuat langkah nyata menuju Bali bebas Rabies, Balai Besar Veteriner Denpasar menggelar evaluasi data surveillan bersama drh. Anak Agung Gde Putra, S.H., M.Sc., Ph.D.
seorang pakar yang telah terlibat langsung dalam penanganan Rabies di Bali sejak awal kasus di tahun 2008. Diskusi ini menjadi ajang strategis jajaran medik veteriner BBV untuk mengintegrasikan analisa epidemiologi, data uji laboratorium dan pengalaman lapangan, dengan dukungan keahlian Dr. Agung yang memfokuskan pendekatan teknis berbasis bukti dalam merumuskan rekomendasi kebijakan.
Kepala BBV Denpasar menegaskan bahwa permasalahan Rabies tak sekadar soal teknis kesehatan hewan, namun juga erat kaitannya dengan faktor sosial budaya yang mempengaruhi efektivitas penanganan di lapangan. “Belum tuntasnya Rabies di Pulau Bali ini dipengaruhi berbagai macam faktor, untuk itu inisiatif kajian teknis ini kita lakukan, untuk mencari solusi-solusi yang tepat dan berkelanjutan demi mewujudkan target Bali Zero Human Case Rabies,” ungkap beliau. Lebih lanjut Dr. Agung turut menyoroti pentingnya komitmen lintas sektor, untuk memfokuskan pemberantasan di wilayah tertular berbasis banjar, dengan pertimbangan faktor sosio-culture.
Rangkaian solusi dari hasil evaluasi ini akan dibawa ke forum koordinasi antar stakeholder di tingkat Provinsi Bali, sebagai landasan peran kolektif dalam menuntaskan Rabies secara sistematis. Melalui sinergi pelibatan peran pihak-pihak terkait, pendekatan berbasis bukti, dan komitmen menyeluruh, harapan akan terciptanya Bali yang bebas Rabies, ini bukanlah hal yang mustahil, melainkan tujuan bersama yang dapat diwujudkan.
